Bisnis Online BannerFans.com
Auto Backlink Gratis Indonesia : Top Link Indo
Home » » Dari bukan siapa-siapa jadi sesuatu

Dari bukan siapa-siapa jadi sesuatu


Bukan hanya cerita dongeng, orang miskin mengubah nasib menjadi kaya. Berkat kerja keras, orang yang dulunya bukan apa-apa menjadi terpandang.

Salah satunya adalah Iwan Setyawan. Anak sopir angkot kelahiran Kota Batu, Jawa Timur, 2 Desember 1974 itu adalah penulis novel memoar "9 Summers 10 Autumns" yang laris manis. Bahkan sejak akhir bulan lalu, adaptasi filmnya telah tayang di bioskop Tanah Air.

Bagi Iwan, motivasi untuk menulis novel muncul setelah terinspirasi novel Andrea Hirata 'Laskar Pelangi' pada 2005. Iwan mengikuti jejak Andrea, menguraikan lagi cerita soal dirinya di masa kecil yang bukan siapa-siapa, kembang kempis melanjutkan sekolah, hingga akhirnya bisa menjadi direktur perusahaan survei di Kota New York, Amerika Serikat.

Iwan lahir dan besar di kota yang kondang sebagai sentra apel hijau, didukung sang ibu untuk terus sekolah. Padahal emaknya saja tak tamat SD, sementara ayahnya hanya sampai kelas dua SMP.

Iwan sadar, dia tidak mampu mengandalkan materi untuk berbuat sesuatu. Akhirnya, Iwan memeras otaknya untuk merampungkan studi di SMA Negeri 1 Batu. Baru lulus, Iwan sudah mendapat undangan Institut Pertanian Bogor untuk kuliah di jurusan Ilmu Statistik. Sempat bingung biaya kuliah Iwan, ayahnya terpaksa menjual angkot satu-satunya yang menjadi gantungan hidup keluarga.

Tak rela melihat keluarga sudah berkorban banyak, cuma satu hanya yang ada di otak Iwan. belajar, belajar dan belajar. Lelaki yang memiliki empat adik ini mendapatkan hasil setimpal, dia menjadi lulusan terbaik Fakultas MIPA IPB pada 1997. Perusahaan analis data yang berbasis di Amerika Serikat, Nielsen Consumer Research pun meliriknya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Iwan ditarik ke kantor pusat Nielsen. Saat itulah pertama kali Iwan ke luar negeri, Amerika Serikat. Iwan sempat menampilkan mentalitas ndeso melihat gemerlap Kota New York. Dia merasa minder karena tak terlalu cakap berbahasa Inggris. Menepikan semua perasaan negatif, karir Iwan menanjak.

Dari seorang analis data biasa, Iwan merambah posisi Senior Data Processing Executive, disusul Manager Data Processing Executive, Senior Manager Operations, dan akhirnya dia menjabat Director Internal Client Management yang membawahi kantor cabang di dua benua.

Sepuluh tahun mencari nafkah di luar negeri, Iwan lantas kembali ke Indonesia. Dia pun mendirikan perusahaan data sendiri dan menuliskan kisah hidupnya untuk menghormati perjuangan kedua orang tuanya.

Lahirlah kemudian buku "9 Summers 10 Autumns" yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Tak lama selepas terbit, kisah hidup Iwan ramai dibicarakan masyarakat. Buku itu sampai saat ini sudah mengalami cetak ulang enam kali, diterjemahkan ke Bahasa Inggris, diangkat menjadi film oleh sutradara Ifa Isfansyah, dan dinobatkan sebagai Buku Terbaik Jakarta Book Award 2011.

Kepada media ini beberapa waktu lalu, Iwan yang kini hobi jalan-jalan mengelilingi Indonesia itu menegaskan pentingnya berbagi mimpi agar bangsa ini menjadi maju. Syarat agar mimpi meraih kesuksesan terwujud adalah dukungan keluarga dan membentuk pribadi supaya tahan banting.

"Kalau Indonesia ingin maju, kita mulai dari keluarga. Kalau ada salah satu yang maju, ya harus mendukung. Semua bisa ditembus. Hidup sudah keras, tetapi kita harus lebih keras," tandasnya.

Iwan menolak jika bukunya disebut menjual kemiskinan untuk meraih simpati pembaca. Dia mengaku, hanya percaya pada mimpi dan ingin membagikan mimpi serupa pada orang lain. Inilah kunci mengubah peruntungan bangsa Indonesia.

"Saya takut, dikira saya mengeksploitasi kemiskinan, keluarga saya. Tapi saya enggak gitu, saya mau kasih sebuah inspirasi untuk anak supir angkot kayak saya, supaya mereka mikir. Ternyata bisa lho, kalau keluarga mendukung, kita bisa mendapatkan mimpi kita," kata Iwan.

Pada akhirnya, banyak cerita from zero to hero serupa dari negara ini. Hari ini, Sabtu (11/5), merdeka.com secara khusus menghimpun serangkaian kisah orang-orang yang tidak kalah menginspirasi dari sosok Iwan ataupun Andrea Hirata.

Liputan kami ini bukan sekadar jual mimpi, tapi sekadar pemicu agar kita terus menjaga harapan untuk mengubah nasib Indonesia di masa mendatang. From nothing to something. Semoga terinspirasi!Sumber: Merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar

Bisnis Online
TvQuran
Bisnis Online