Bisnis Online BannerFans.com
Auto Backlink Gratis Indonesia : Top Link Indo
BannerFans.com
peluang usaha

Dari bukan siapa-siapa jadi sesuatu


Bukan hanya cerita dongeng, orang miskin mengubah nasib menjadi kaya. Berkat kerja keras, orang yang dulunya bukan apa-apa menjadi terpandang.

Salah satunya adalah Iwan Setyawan. Anak sopir angkot kelahiran Kota Batu, Jawa Timur, 2 Desember 1974 itu adalah penulis novel memoar "9 Summers 10 Autumns" yang laris manis. Bahkan sejak akhir bulan lalu, adaptasi filmnya telah tayang di bioskop Tanah Air.

Bagi Iwan, motivasi untuk menulis novel muncul setelah terinspirasi novel Andrea Hirata 'Laskar Pelangi' pada 2005. Iwan mengikuti jejak Andrea, menguraikan lagi cerita soal dirinya di masa kecil yang bukan siapa-siapa, kembang kempis melanjutkan sekolah, hingga akhirnya bisa menjadi direktur perusahaan survei di Kota New York, Amerika Serikat.

Iwan lahir dan besar di kota yang kondang sebagai sentra apel hijau, didukung sang ibu untuk terus sekolah. Padahal emaknya saja tak tamat SD, sementara ayahnya hanya sampai kelas dua SMP.

Iwan sadar, dia tidak mampu mengandalkan materi untuk berbuat sesuatu. Akhirnya, Iwan memeras otaknya untuk merampungkan studi di SMA Negeri 1 Batu. Baru lulus, Iwan sudah mendapat undangan Institut Pertanian Bogor untuk kuliah di jurusan Ilmu Statistik. Sempat bingung biaya kuliah Iwan, ayahnya terpaksa menjual angkot satu-satunya yang menjadi gantungan hidup keluarga.

Tak rela melihat keluarga sudah berkorban banyak, cuma satu hanya yang ada di otak Iwan. belajar, belajar dan belajar. Lelaki yang memiliki empat adik ini mendapatkan hasil setimpal, dia menjadi lulusan terbaik Fakultas MIPA IPB pada 1997. Perusahaan analis data yang berbasis di Amerika Serikat, Nielsen Consumer Research pun meliriknya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Iwan ditarik ke kantor pusat Nielsen. Saat itulah pertama kali Iwan ke luar negeri, Amerika Serikat. Iwan sempat menampilkan mentalitas ndeso melihat gemerlap Kota New York. Dia merasa minder karena tak terlalu cakap berbahasa Inggris. Menepikan semua perasaan negatif, karir Iwan menanjak.

Dari seorang analis data biasa, Iwan merambah posisi Senior Data Processing Executive, disusul Manager Data Processing Executive, Senior Manager Operations, dan akhirnya dia menjabat Director Internal Client Management yang membawahi kantor cabang di dua benua.

Sepuluh tahun mencari nafkah di luar negeri, Iwan lantas kembali ke Indonesia. Dia pun mendirikan perusahaan data sendiri dan menuliskan kisah hidupnya untuk menghormati perjuangan kedua orang tuanya.

Lahirlah kemudian buku "9 Summers 10 Autumns" yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Tak lama selepas terbit, kisah hidup Iwan ramai dibicarakan masyarakat. Buku itu sampai saat ini sudah mengalami cetak ulang enam kali, diterjemahkan ke Bahasa Inggris, diangkat menjadi film oleh sutradara Ifa Isfansyah, dan dinobatkan sebagai Buku Terbaik Jakarta Book Award 2011.

Kepada media ini beberapa waktu lalu, Iwan yang kini hobi jalan-jalan mengelilingi Indonesia itu menegaskan pentingnya berbagi mimpi agar bangsa ini menjadi maju. Syarat agar mimpi meraih kesuksesan terwujud adalah dukungan keluarga dan membentuk pribadi supaya tahan banting.

"Kalau Indonesia ingin maju, kita mulai dari keluarga. Kalau ada salah satu yang maju, ya harus mendukung. Semua bisa ditembus. Hidup sudah keras, tetapi kita harus lebih keras," tandasnya.

Iwan menolak jika bukunya disebut menjual kemiskinan untuk meraih simpati pembaca. Dia mengaku, hanya percaya pada mimpi dan ingin membagikan mimpi serupa pada orang lain. Inilah kunci mengubah peruntungan bangsa Indonesia.

"Saya takut, dikira saya mengeksploitasi kemiskinan, keluarga saya. Tapi saya enggak gitu, saya mau kasih sebuah inspirasi untuk anak supir angkot kayak saya, supaya mereka mikir. Ternyata bisa lho, kalau keluarga mendukung, kita bisa mendapatkan mimpi kita," kata Iwan.

Pada akhirnya, banyak cerita from zero to hero serupa dari negara ini. Hari ini, Sabtu (11/5), merdeka.com secara khusus menghimpun serangkaian kisah orang-orang yang tidak kalah menginspirasi dari sosok Iwan ataupun Andrea Hirata.

Liputan kami ini bukan sekadar jual mimpi, tapi sekadar pemicu agar kita terus menjaga harapan untuk mengubah nasib Indonesia di masa mendatang. From nothing to something. Semoga terinspirasi!Sumber: Merdeka.com

Uje..Engkau memang Mahluk Allah yang luar biasa


Mungkin baru kali ini kita menyaksikan sebuah kematian yang membuat seluruh umat Islam menangis,bahkan umat-umat non Muslim pun ikut merasa kehilangan dengan kematian Ustad muda yang kharismatik,unik dan punya gaya yang tidak ada seorangpun dimuka bumi ini mampu menyamainya.

Gaya ceramahnya yang menghanyutkan,candaan-candaanya yang membuat orang betah mendengarkan tausyiahnya,semua yang ada di diri Almarhum Uje selalu tampak menarik,bahkan gaya berpakain beliau menjadi Trend dikalangan anak muda Muslim.
Kita mungkin sempat kecewa kepada Allah,kenapa anak muda yang begitu masih sangat dibutuhkan oleh umat harus meninggal saat masih muda.
Tapi pada akhirnya kita harus menerima ketentuan Allah,bahwa rejeki jodoh dan maut semua manusia sudah punya garis dan takdir masing-masing..Allah Swt tahu apa yang terbaik buat Uje.

Ketika menyaksikan tayangan-tayangan di Televisi yang berlomba-lomba menyiarkan berita kematian Uje,lengkap dengan kesaksian-kesaksian keluarga,sahabat,artis,bahkan para pentakjizah yang secara fisik hanya mengenal Uje dari layar TV semua begitu mengagungkan sosok Almarhum..semua punya kesan khusus bahwa Uje adalah orang yang semasa hidupnya punya sifat yang rendah hati,penyayang dan dermawan..bahkan seorang SPG rokokpun sempat mendapati dirinya dibela oleh Uje,ketika diusir Satpam ketika menawarkan rokok ke Uje di Kemang saat Uje minum Kopi untuk terakhir kalinya.

Sungguh tiap kali air mata ini tak tertahankan ketika menyaksikan kembali ceramah-ceramah Uje,rekaman ketika beliau menjadi bintang tamu dibeberapa program televisi..bahkan air mata ini sempat tak tertahankan ketika melihat Tayangan " Hitam Putih " yang dipandu Dedi Combuzer,waktu itu menghadirkan Ibunda Uje dan 2 orang anak Almarhum,dan juga 2 orang saudara Uje,waktu itu ada cuplikan ketika Uje menyanyikan lagu yang di buat khusus untuk istrinya  " Bidadari Surga " lagu yang sangat menyentuh hati,yang menggambarkan betapa uje sangat bersyukur kepada Allah telah memilihkan wanita yang sholekhah untuk menjadi pendamping hidup Uje..sungguh luar biasa Uje,engkau meninggalkan kesan yang sangat dalam dihati kami Umat Islam,semoga akan lahir generasi penerus dakwah beliau,mungkin dari anak-anak beliau yang sekarang masih kecil.
Ketika menulis tulisan ini,suara penyanyi Religi Sulis yang sering berduet dengan Uje,sedang menyanyikan sebuah lagu di Televisi yang isinya tentang seribu salam kepada Rasul dan juga agar Uje diterima disisi Allah Swt..tak terasa air mata ini mengalir lagi.
Sungguh kematian Uje membuat saya jadi cengeng,salahkan saya berharap kalau merindukan kematian seindah Uje,ketika harus menghadap Allah nanti.

Denpasar,2 Mei 2012

JUAL KEPERAWANAN UNTUK MENGOBATI IBU SAKIT

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok. Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya. Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe Wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa. Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya: ” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ” ” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain. ” Lantas untuk apa anda duduk di sini?” ” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam. ” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami. ” ” Maksud, bapak? ” ” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ” ” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual “, Kata wanita itu dengan suara lambat. ” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ” Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada Barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur. ” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ” ” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu. Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan. ” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya. Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu. Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung. ” Apakah anda serius? ” ” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas. ” Berapa tarif yang anda minta? ” ” Setinggi-tingginya. . ” ” Mengapa? ” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu. ” Saya masih perawan ” ” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..Pikirnya ” Bagaimana saya tahu anda masih perawan? ” ” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan … ” ” Kalau tidak terbukti? ” ” Tidak usah bayar … ” ” Baiklah … ” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan. ” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ” ” Cobalah. ” ” Berapa tarif yang diminta? ” ” Setinggi-tingginya. ” ” Berapa? ” ” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ” ” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ” Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah. ” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana?” ” Tidak adakah yang lebih tinggi? ” ” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas satpam itu mencoba meyakinkan. ” Saya ingin yang lebih tinggi… ” ” Baiklah. Tunggu disini … ” Petugas satpam itu berlalu. Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri. ” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ” ” Tidak adakah yang lebih tinggi? ” ” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ” ” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu. Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat. ” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli.” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal. Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift. Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua. ” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan. Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu … ” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu. ” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas. ” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam. ” Rp.. 6 juta, tuan ” ” Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ” Wanita itu terdiam. Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu. ” Bagaimana? ” tanya pria itu. ” Saya ingin lebih tinggi lagi … ” Kata wanita itu. Petugas satpam itu tersenyum kecut. ” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras. ” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ” ” Tentu! ” ” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ” ” Saya minta yang lebih tinggi lagi … ” Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya. ” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ” Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya. ” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara. Wajah pria itu nampak masam seketika. ” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang? ” Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu. Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … ??? ” Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya. ” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini. “Dia masih perawan.. ” Pria itu mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ” ” Benar, pak. ” ” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ” ” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya. ” ” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas. Pria itu menyalami hangat wanita itu. ” Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah …. ” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal. ” Mari kita bicara di kamar saja. ” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu. Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya. Di dalam kamar … ” Beritahu berapa harga yang kamu minta? “ ” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ” ” Maksud kamu? ” ” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ” ” Hanya itu … ” ” Ya …! ” Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat. ” Siapa nama kamu? ” ” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu. ” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ” “Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ” ” Ada ! ” Kata pria itu seketika. ” Sebutkan! ” ” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya. ” Saya tidak mengerti … ” ” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar … ” ” Dan, apakah bapak ikhlas…? ” ” Apakah uang itu kurang? ” ” Lebih dari cukup, pak … ” ” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ” ” Silahkan … ” ” Mengapa kamu begitu beraninya … ” ” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak … Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ” ” Keyakinan apa? ” ” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar. Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata: ” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini …” ” Kesadaran… ” .. . . Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya. ” Kamu sudah pulang, nak ” ” Ya, bu … ” ” Kemana saja kamu, nak … ??? ” ” Menjual sesuatu, bu … ” ” Apa yang kamu jual? ” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum … Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan …. ” Kini saatnya ibu untuk berobat … ” Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… “. Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit … Sumber www.barubaca.com

1 Dollar 11 Sen


Sally baru berumur delapan tahun ketika ia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang mencerita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun utuk menyelamatkan jiwanya. Namun hanya operasi yang sangat mahak yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi.. tapi mereka tidak punya biaya untuk itu.

Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya keajaiban yang bisa menyelematkannya sekarang..”.

Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat.. tiga kali. Nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai dang apoteker memberi perhatian.. tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun, Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal.

Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!

“Apa yang kami perlukan?” tanya apoteker itu, dengan nada marah. “Saya sedang berbicara dengan pelanggan saya”.

“Tapi saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya”, Sally menjawab dengan nada yang sama. “Dia sakit.. dan saya ingin membeli keajaiban”.

“Apa yang kamu katakan?” tanya sang apoteker.

“Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwa adik saya sekarang.. jadi berapa harga keajaiban itu?“.

“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Sya tidak bisa menolongmu”.

“Dengar… saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.”

Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya. “Jenis keajaiban apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”.

“Saya tidak tahu..” jawab Sally. Air mata mulai menetes di pipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ua membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarknya.. tapi saya punya uang.. “.

“Berapa uang yang kamu punya ?”. tanya pria itu lagi.

“Satu dollar dan sebelas sen” jawab Sally dengan bangga. “dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.”

“Wah kebetulan sekali.” Kata pria itu sambil tersenyum. “Satu dollar sebelas sen.. harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu”. Dia mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata: “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.”

Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal… Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.

Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. “Operasi itu,” bisik ibunya, “adalah seperti keajaiban. Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya”.

Sally tersenyun. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut.. satu dollar dan sebelas sen.. ditambah dengan keyakinan. 

(link from Hedikin  - Henlia)

=============================
Quotes Of The Day:

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian, kecemerlangan bukan tindakan, tetapi kebiasaan.”
(Aristoteles)

“Saya telah mempelajari kehidupan pria-pria sukses dan wanita-wanita terkenal, dan saya menemukan bahwa mereka yang mencapai puncak keberhasilan adalah mereka yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di hadapan mereka dengan segenap tenaga, semangat, dan kerja keras”. (Harry S Truman)


==================================================== 
KERJA ONLINE dibayar per tugas : http://excenza.com/index3.php
Bergabung silakan klik disini http://www.excenza.com/order.php
====================================================





















If you wish to cancel your subscription, simply click once on the link below.
http://mulxim.com/ea/un.php?c=2392342&p=4311&v=1106&w=2611

Sate Plecing Singaraja


Hari minggu gini,cuaca denpasar juga panas banget,bingung mau sarapan apa..he..he sarapan apa makan siang,soalnya sudah jam 12 WITA..
Selalu pusing kalau mikir mau makan apa,sebagai perantau yang mengandalkan makan di warung-warung tiap hari,kadang bosan dan kangen masakan dirumah,di Jawa sana..hufffttt jadi ingat kampung halaman dan segala isinya.

Bingung sambil naik motor tolah toleh di Jalan Tjok Agung Trisna Denpasar,dekat Gedung BI ,mataku noleh kekiri,ehh..ternyata ada Sate Plecing Singaraja,setelah memastikan yang jualan Muslim,maka dengan semangat makan enak aku pesan Sate Plecing Sapi,harganya lumayan standar,gak mahal-mahal amat,1 Porsi sate Plecing Sapi Harganya Rp. 15.000,.oh ya disamping sapi juga ada sate ayam dan kambing.
Sate Ayam 13.000, Sate Kambing Rp 17.000,- ada juga Sate Sumsum,tapi lupa harganya he..he,yang pasti harganya gak mahal karena Sate Plecingnya benar-benar enak dan pedas.

Sate Plecing itu sama dengan sate yang lain,Pakai tusuk sate juga dibakar..he..he,yang membedakan hanya bumbunya,satenya sendiri sebelum dibakar sudah dikasih bumbu,setelah dibakar dicampur dengan bumbu plecing yang dominan cabai merah,hingga rasanya pedas,bikin badan badan berkeringat dan yang pasti jadi ada menu alternatif untuk makan kalau lagi bingung..kalau ada yang mau mencoba silahkan.

Tragisnya Sporter Sepak Bola Indonesia


Miris dan mengerikan melihat ulah sporter Sepak bola indonesia,kalah atau menang tetap ngamuk,merusak bahkan membunuhpun dilakukan demi mendukung kesebelasan kesayangannya,suatu hal yang sangat disayangkan,disaat Sepak bola kita minim prestasi,pengurus PSSI yang juga lebih senang berantem memperebutkan legalitas,Sporter sepak bola kita juga tidak penah bersatu untuk ikut bahu membahu memikirkan agar sepak bola Indonesia menjadi maju dan berprestasi ditingkat internasional.

Coba jika potensi sporter seperti Bonek,Jack mania,Viking,Pasopati,Aremania dll,yang jumlahnya jutaan orang bersatu untuk menekan PSSI agar lebih memikirkan prestasi ketimbang kepentingan pribadi,pasti pengurus PSSI akan berpikir ulang untuk macam-macam dari pada harus berhadapan dengan sporter yang jutaan jumlahnya.

Daripada energi dihabiskan untuk saling bunuh,saling rusak dan saling bantai,lebh baik disalurkan untuk sesuatu yang positif demi kemajuan sepak bola indonesia.
Lihatlah ulah Aremania dan Bonek kemarin,mereka bisa saling bantai,,sporter yang masih berusia 17 Tahun harus kehilangan nyawa sia-sia hanya karena kefanatikan yang membabi buta.
Mobil pelat N (Malang) harus ketakutan kalau masuk kota Surabaya,karena takut akan dirusak Bonek,begitu juga sebaliknya mobil pelat L (Surabaya ) takut kalau masuk Wilayah Malang,padahal mereka tidak tahu apa-apa.
mau sampai kapan Sporter sepak bola indonesia seperti ini?tapi mudah-mudahan segera ada kesadaran bahwa sepak bola adalah olah raga,yang membutuhkan sportifitas,bukan tempat saling bantai antar sporter.

Indonesia Lawyer Club

Lihat acara Indonesia Lawyer Club yang dipandu Karni Ilyas semalam rasanya muak banget,acara yang sebenarnya menarik karena banyak membicarakan tentang hukum,kondisi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia.
Tapi melihat yang jadi Narasumber orang yang itu-itu saja,rasanya jadi membosankan.apapun masalah yang dibahas tetap saja orang-orang seperti Ruhut Sitompul,Ahmad Yani,Ridwan Saidi,Gede Pasek Suardika,Fajrul Fallah,Sujiwo Tejo,OC Kaligis.dll.
Mereka kompak menjadi seperti seorang hakim yang bertugas untuk mengadili,menghujat dan menyalahkan seseorang,termasuk menghujat pemerintah,presiden,menteri seperti tanpa beban,dan seolah-olah mereka mahluk yang sempurna,yang tidak pernah melakukan kesalahan,sehingga dengan entengnya menganggap apa yang dilakukan orang yang kebetulan sedang bermasalah,atau masih terduga bersalah menjadi pesakitan dan diadili didepan seluruh pemirsa TV se Indonesia yang jumlahnya Jutaan orang.

Sejujurnya kalau ada yang saya kakgumi dari beliau-beliau yang ada diacara itu,adalah kepintaran dan kelancaran mereka berbicara,entah benar atau tidak sesuai fakta hukum,tapi seolah-olah apa yang mereka analisa,apa yang mereka tuduhkan selalu benar.
Hanya saja mereka seperti tidak punya hati nurani,bagaimanapun orang yang mereka hujat,orang yang mereka salahkan belum tentu benar-benar bersalah,karena dinegara hukum,maka yang patut menyatakan orang bersalah atau tidak adalah lembaga Pengadilan,mereka yang masih tersangka belum tentu bersalah,bukan bermaksud membela para koruptor atau siapapun juga yang terlibat masalah korupsi,etika,moralitas yang menimpa para pejabat,Politikus atau siapapun tetap saja tidak sepantasnya membuka aib orang didepan publik.

Mereka-mereka para tersangka,seperti yang sedang rame sekarang ini Anas Urbaningrum,adalah orang yang hidup
pada satu lingkungan sosial,ada keluarga juga,punya Ibu,Bapak,Istri dan anak-anak ,coba kita bayangkan bagaimana perasaan mereka semua,mendengar dan menyaksikan orang yang mereka cintai,dihujat,dituduh macam-macam padahal belum tentu benar.
Seorang Fajrul Falah yang mengaku dirinya seorang pengamat politik,bahasanya memang lembut,tapi kata-katanya pedas dan tanpa Etika,menyebut nama orang yang jauh lebih tua hanya dengan panggil nama tanpa embel Pak,bang atau Mas,jangan pikir suara seperti Fajrul Fallah mewakili semua masyarakat Indonesia,bagaimanapun kita orang  Indonesia yang masih punya budaya,Etika dan dan sopan santun dan saling menghormati,menghargai,apapun statusnya.
TV itu tontonan publik,yang bisa ditonton siapapun,orang tua dan anak-anak,kalau generasi kita yang masih muda-muda selalu disuguhi tontonan seperti ini,apa tidak rusak semua pikiran mereka,mungkin mereka tidak lagi bersemangat untuk mempunyai cita-cita menjadi seorang Politikus,Pejabat dll,karena takut suatu saat menjadi hujatan orang dimana-mana.
















pada








Bisnis Online
TvQuran
Bisnis Online